Berita Container – Presiden Joko Widodo alias Jokowi kembali berkomentar soal harga kontainer. Jokowi khawatir atas situasi kelangkaan kontainer yang bisa berimbas pada naiknya harga-harga barang di masyarakat luas.
“Kelangkaan kontainer. Lo, kalau keadaan normal, kontainer itu cari berapa pun, gampang banget. Sekarang, karena tadi disrupsi tadi, menjadi langka, akhirnya apa? Harga kontainer naik berlipat-lipat,” kata Jokowi, Jumat (11/3).
“Dulu naik dua kali (lipat), naik tiga kali (lipat), naik empat kali (lipat), naik lima kali (lipat). Artinya apa? Barang-barang logistik, sampai ke konsumen pun, karena terbebani oleh harga kontainer yang naik, menjadi juga dibeli lebih mahal. Efeknya ke mana-mana. Kemudian yang terjadi adalah kenaikan inflasi. Ini yang hati-hati mengelola ekonomi saat ini,” lanjutnya saat berbicara dalam acara Senat Akademik Dies Natalis Universitas Sebelas Maret.
Jokowi kemudian mengungkap data bahwa rata-rata sebelum pandemi kontainer memiliki tarif sebesar US$ 1.579, lalu naik menjadi US$ 9.477 pada Februari 2022. Tempo mengabarkan bahwa data itu berdasarkan World Container Index dan hasil riset konsultan Drewry.
Harga container jualan memang mengalami kenaikan sejak 2020. Hal ini karena terjadi kelangkaan atas peti kemas tersebut. Uniknya, kelangkaan kontainer terjadi bukan karena kekurangan unit yang tersedia. Semua itu karena terjadi penumpukan kontainer di suatu tempat, sementara ada kekurangan pada lokasi lainnya.
Baca Juga: Presiden Jokowi Komentari Harga Kontainer
Pandemi COVID-19 adalah salah satu alasan utama mengapa hal itu terjadi dan membuat harga kontainer naik. Pandemi itu membuat banyak negara melakukan lockdown. Akibatnya, banyak kontainer yang tidak bisa dikirim karena tidak bisa melewati lockdown dan membuatnya menumpuk di pelabuhan atau depo.
Sementara itu, permintaan barang terus bertambah pada 2020. Sayangnya, banyak pelabuhan yang kesulitan memenuhi kebutuhan logistik untuk permintaan barang itu. Sangat banyak kapal yang harus mengantre sangat lama untuk bisa menurunkan dan menaikkan muatan di pelabuhan. Hal ini bisa membuat kapal-kapal kargo untuk menunggu selama beberapa hari di pelabuhan.
Alhasil, banyak kapal yang mencari solusi lain. Salah satunya dengan terpaksa berangkat meninggalkan kontainer kosong di pelabuhan. Imbasnya, banyak kontainer kosong menumpuk di beberapa pelabuhan dunia.
Situasi tersebut makin parah dengan kejadian Terusan Suez. Kapal kargo Ever Given yang mengangkut 20.000 kontainer tersangkut di sana dan menyumbat terusan tersebut selama enam hari. Ever Given baru terbebas dari Terusan Suez pada 3 April 2021.
Baca Juga: Mengapa Terjadi Kelangkaan Kontainer di Tahun 2021 ?
Kontainer Pengiriman Terbaik untuk
Genjot Produksi untuk Tekan Harga Kontainer
Untuk menghadapi kenaikan harga kontainer, pihak manufaktur terus meningkatkan produksi. Adalah China yang punya peran besar dalam hal ini. Negara tersebut memproduksi lebih dari 96 persen kontainer standar dan 100 persen referigerated container untuk seluruh dunia.
Pada bulan-bulan awal 2021, tingkat produksi kontainer standar di China naik mencapai 235 persen dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan produksi reefer mengalami kenaikan lebih dari dua kali lipatnya.
Situasi ini menguntungkan pihak manufaktur. China International Marine Containers Group (CIMC) melaporkan melaporkan net profit USD 678 juta atau sekitar Rp 9,7 triliun. Namun, di balik semua itu ada risiko overupply kontainer di masa depan.
Di sisi lain, kelangkaan kontainer diprediksi masih akan terjadi hingga beberapa tahun ke depan. Drewry melaporkan bahwa kelangkaan kontainer bisa terjadi sampai 2022 sekarang. Secara umum, Drewry menyorot soal ketersediaan refrigerated container.
Kelangkaan kontainer diprediksi masih akan terjadi hingga beberapa tahun ke depan. Dalam laporan perusahaan konsultan Drewry, kelangkaan kontainer bisa terjadi sampai 2022 sekarang. Secara umum, Drewry menyorot soal refrigerated container.
“Reefer yang tersedia sekarang dinilai tidak akan memenuhi kebutuhan kargo yang terus meningkat meski tingginya produksi. Kami menilai ketersediaan reefer container akan terus menjadi masalah untuk beberapa lini bisnis di musim tersibuknya,” ucap Phili Gray, kepala riset reefer di Drewry, dikutip dari SCMP.
Walau begitu, Drewry menjelaskan bahwa tren harga kontainer standar kemungkinan akan menurun dalam beberapa waktu ke depan. Apalagi situasi pandemi COVID-19 mulai mereda berkat bantuan vaksin dan lain sebagainya.
Meski situasi kontainer sedang langka, jangan ragu untuk menghubungi Tradecorp untuk mendapat penawaran. Tradecorp Indonesia mampu memenuhi kebutuhan kontainer Anda. Tersedia berbagai pilihan unit peti kemas pengiriman, container jualan, bangunan prefab, dan lain sebagainya. Pengalaman kami akan membantu Anda menemukan unit terbaik sesuai keinginan.
Kunjungi https://kontainerindonesia.co.id/ untuk informasi lebih lengkap mengenai jenis-jenis container dan harga container jualan. Dapatkan juga berita kontainer kualitas terbaik di sini!