Banyak contoh rumah tahan gempa yang terdapat di Indonesia, mulai dari Rakita, rumah dome, RISHA, RIKO, rumah Conwood, RIKA, Barrataga, RUSPIN, rumah ferosemen, hingga rumah panggung. Semua contoh rumah tersebut berdiri dengan berbasis pada konstruksi rumah tahan gempa.
Konstruksi rumah tahan gempa dianggap sebagai solusi dalam meminimalkan dampak kerusakan yang diakibatkan gempa bumi. Di Indonesia, peristiwa gempa bumi telah berulang kali terjadi. Tak sedikit kerugian yang ditimbulkan, baik itu korban jiwa maupun kerugian material.
Indonesia, dilihat dari posisi geografisnya, berada di zona pertemuan lempeng-lempeng bumi, yaitu lempeng Australia, lempeng Pasifik, dan lempeng Eurasia. Pertemuan lempeng-lempeng itulah yang kemudian menyebabkan terjadinya gempa bumi.
Karena situasi tersebut, upaya mitigasi menjadi perlu yang salah salah satunya adalah dengan memanfaatkan konstruksi rumah tahan gempa untuk membangun rumah tinggal.
Contoh Rumah Tahan Gempa
Sejak terjadinya beberapa peristiwa gempa bumi, model-model rumah tahan gempa bermunculan di Indonesia.
1. Rakita
Rumah tahan gempa Rakita adalah rumah berbasis modular dari Tradecorp Indonesia yang konstruksinya mengacu pada prinsip pembuatan konstruksi tahan gempa dari Kementerian PUPR.
Ada beberapa petunjuk yang diberikan Kementerian PUPR untuk membuat rumah tahan gempa, seperti kualitas bahan bangunan, dimensi struktur bangunan, elemen struktur bangunan dan mutu pengerjaan.
Dari ketentuan Kementerian PUPR tersebut, Tradecorp Indonesia menciptakan Rakita sebagai rumah tahan gempa dengan dimensi ukuran 6,500 x 5,800 x 2,500 meter. Rakita memiliki keunggulan, yaitu mampu menahan guncangan gempa hingga 8 Magnitudo, memiliki isolasi tahan api, tahan korosi, instalasi mudah, dan cepat.
2. Rumah Dome
Berlokasi di Yogyakarta, rumah dome yang dikenal sebagai rumah Teletubbies merupakan contoh rumah tahan gempa lainnya di Indonesia. Pembangunan rumah ini tak terlepas dari peristiwa gempa bumi di Yogyakarta pada 27 Mei 2006.
Bangunannya memiliki model dengan bentuk bundar yang terbuat dari beton, yaitu campuran antara pasir dan semen. Ide pembuatan rumah ini merupakan ide dari World Association of Non-Governmental Organizations (WANGO) dan Domes For the World (DFTW) yang berbasis Amerika Serikat.
Rumah dome didirikan untuk menjadi tempat tinggal orang-orang yang kehilangan tempat tinggal akibat gempa di Yogyakarta.
3. RISHA
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menciptakan inovasi sendiri dalam menghadirkan konstruksi tahan gempa untuk tempat tinggal. Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) merupakan contoh rumah tahan gempa dari Kementerian PUPR.
Rumah tahan gempa RISHA mulai dipopulerkan sejak 20 Desember 2004 dan masuk dalam kategori bangunan modular karena pembangunannya bisa dilakukan dengan cara bongkar pasang atau metode knock down.
Bangunan RISHA terdiri dari komponen struktural dan komponen atap. Komponen struktural bangunan ini terdiri dari panel struktural tipe 1, tipe 2, dan panel simpul. Sementara komponen atap terdiri dari kuda-kuda atau rangka penopang atap.
4. RIKO
Contoh rumah tahan gempa lainnya yang dikembangkan Kementerian PUPR adalah Rumah Instan Konvensional atau RIKO. Konstruksi RIKO dapat didirikan dalam waktu cepat serta telah diuji tahan terhadap guncangan gempa.
RIKO dibangun untuk menjadi pengganti bangunan tempat tinggal bagi para korban gempa tahun 2018 di Lombok, NTB. Rumah RIKO berdiri bersamaan dengan RISHA, RIKA, dan RUSPIN.
5. Rumah Conwood
Conwood adalah material bangunan dari komponen selulosa dan fiber semen yang tergolong ramah lingkungan. Material ini memiliki bentuk dan tekstur layaknya kayu natural. Material Conwood diklaim sebagai material yang mampu menahan guncangan gempa hingga 4 skala richter dan tak mudah terbakar.
Rumah Conwood cepat dibangun hanya dalam waktu 7 hari yang dibangun hanya dengan 7 pekerja. Di samping itu, rumah Conwood memiliki struktur yang kuat dan fleksibel dalam menahan guncangan gempa.
6. RIKA
Contoh rumah tahan gempa lainnya yang dikembangkan Kementerian PUPR adalah Rumah Instan Kayu atau RIKA. Konstruksinya bermaterialkan kayu rekayasa atau engineered wood dari jenis sengon ataupun jenis lainnya yang cepat tumbuh dan panen dalam waktu kurang dari 10 tahun.
Lamanya pembangunan RIKA membutuhkan waktu 30 hari untuk mendirikan satu unit bangunan. Rumah RIKA dinilai tiga kali lebih kuat, lebih cepat, ringan, dan ramah lingkungan. Selain itu, RIKA bisa dibangun di berbagai kondisi lahan.
7. Barrataga
Konsep Barrataga diperkenalkan Profesor Sarwidi, sosok yang menjadi pakar konstruksi rumah tahan gempa di Indonesia. Rumah tahan gempa Barrataga dikembangkan pada tahun 2000 dengan berbasis pada kajian akademik dan lapangan yang menyoroti kerusakan bangunan akibat gempa.
Penggunaan Barrataga telah dimulai di Yogyakarta pada tahun 2006 dan terbukti aman dari guncangan gempa. Selain itu, Barrataga diklaim hemat biaya, bermutu, waktu pengerjaannya lebih cepat, nyaman, dan indah.
8. RUSPIN
Satu lagi contoh rumah tahan gempa yang dikembangkan Kementerian PUPR adalah Rumah Sistem Panel Instan atau RUSPIN. Sebagai informasi, RUSPIN merupakan pengembangan dari rumah tahan gempa sebelumnya, yaitu RISHA.
Ada beberapa keunggulan dari penggunaan RUSPIN, seperti pembangunan cepat, konstruksi fleksibel, sederhana, dan tahan gempa.
9. Rumah Ferosemen
Teknologi ferosemen dapat memperkuat struktur bangunan sehingga tahan gempa. Penggunaan wiremesh untuk lapisan pada dinding pasangan bata menjadi implementasi dari penerapan teknologi ferosemen.
Pengaplikasian teknologi ferosemen bisa memperkuat struktur, mengurangi penggunaan tulangan baja, dan meningkatkan kekuatan bangunan terhadap gempa.
Di Indonesia, penggunaan teknologi ini diterapkan pada program Bantuan Stimulus Perumahan Swadaya (BSPS) 2021.
10. Rumah Panggung
Rumah panggung memiliki ciri adanya ruang di bawah lantai yang memiliki fungsi sebagai medium pelepasan getaran dari dalam tanah sehingga yang tersisa hanya rambatan kecil ke bangunan rumah.
Material-material yang umum dipergunakan dalam rumah panggung meliputi kayu, bambu, ataupun rotan yang memiliki sifat fleksibel menyesuaikan dengan getaran sehingga meminimalkan kerusakan dan korban jiwa.
Konstruksi Rumah Tahan Gempa
Konstruksi rumah tahan gempa adalah konstruksi bangunan yang dirancang untuk dapat meminimalkan dampak guncangan ataupun getaran terhadap bangunan. Konstruksi ini menitikberatkan pada peningkatan elemen-elemen banguna
1. Fondasi
Bagian bangunan ini dikembangkan untuk mampu menopang massa struktur tanpa penurunan yang berlebihan, mentransfer beban gempa lateral yang besar, menahan gempa, serta menahan deformasi tanah transien dan permanen.
2. Tanah Fondasi
Kondisi tanah harus kokoh supaya sistem fondasi bangunan dapat merespons gelombang seismik.
3. Bahan Bangunan
Kualitas material bangunan menentukan kemampuan bangunan dalam menghadapi guncangan gempa. Sebagai gambaran, beton mesti dibuat dengan perbandingan campuran semen, pasir, kerikil, dan air secara terukur.
4. Struktur Utama
Struktur bangunan diharuskan terdiri fondasi, balok pengikat atau sloof, kolom, balok keliling atau ring, struktur atap dan dinding.
5. Pengecoran Beton
Saat dilakukan pengecoran, pastikan dimensi sudah tepat dan lewa metode yang benar.
6. Desain dan Perencanaan
Pekerjaan ini harus dilakukan berdasarkan kondisi realistis lapangan dan sesuai dengan karakter wilayah.
Ciri-Ciri Rumah Tahan Gempa
Rumah tahan gempa memiliki beberapa ciri, seperti:
1. Pembangunan Di Atas Tanah Padat
Kondisi tanah yang padat dinilai baik untuk mendirikan bangunan tahan gempa.
2. Desain Simetris
Bentuk bangunan tahan gempa haruslah simetris agar bangunan tetap kokoh dan punya kekuatan yang merata.
3. Kedalaman Fondasi Minimal 60 Cm
Untuk memenuhi kapabilitasnya dalam meredam guncangan gempa, fondasi bangunan mesti ditanam pada kedalaman 60 cm hingga 70 cm.
4. Beton Kuat
Komponen bangunan ini dibuat dengan menggunakan beton khusus.
5. Material Berkualitas
Pendirian bangunan dengan material berkualitas dapat membangun rumah tahan gempa.